Bagaimana kalau dalam hidup kita tidak dikenal apa yang biasa disebut kalender?
Pasti kita mengalami disorientasi waktu. Sudah sepatutnya kita berterima kasih pada Aloysius Lilius.
Pria bergelar doktor asal Napoli, Italia, inilah yang pertama kali mengusulkan sistem kalender yang kemudian disetujui Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582 dan kita kenal sekarang sebagai kalender Gregorian.
Inilah penanggalan yang paling banyak dipakai di dunia Barat. Kalender ini modifikasi dari kalender Julian yang dinilai kurang akurat. Pada penanggalan Julian, setiap tahun yang bisa dibagi empat adalah tahun kabisat. Pada kalender Gregorian, tahun yang bisa dibagi 100 baru dianggap tahun kabisat jika juga bisa dibagi 400. Misal, tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat. Tapi tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat.
Dalam kalender Gregorian dikenal 12 bulan yang masing-masing punya nama berbeda. Di Indonesia, nama-nama bulan itu dimulai dari Januari sampai dengan Desember. Penamaan ini menyerap nama-nama bulan dalam bahasa Belanda. Maklum, Indonesia negara bekas jajahan Belanda. Ini berbeda dengan penamaan bulan di Malaysia. Negeri Jiran itu memberi nama bulan dengan menyerap nama bulan dari bahasa Inggris, bahasa bangsa yang pernah menjajahnya.
Bagaimana nama-nama bulan itu diberikan?
- Januari
Nama bulan pertama dalam kalender Gregorian ini dijumput dari nama dewa Romawi penjaga pintu gerbang, Janus.
- Februari
Berasal dari kata Latin februa yang diambil dari nama dewa
penyucian Romawi, Februus. Jumlah hari dalam bulan ini 28. Jumlah
harinya menjadi 29 pada tahun kabisat (tahun yang bisa dibagi 4).
- Maret
Nama bulan Maret berasal dari nama dewa perang Romawi, Mars. Awalnya,
Maret adalah bulan pertama dalam kalender Romawi. Pada tahun 45 SM,
Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya. Maka,
Maret pun menjadi bulan ketiga dalam penanggalan Gregorian.
- April
Bulan keempat ini aslinya berasal dari bahasa Latin aperire, artinya membuka.
- Mei
Nama bulan diperkirakan diambil dari nama lain Dewi Fortuna, yakni Dewi Maia.
- Juni
Bulan keenam ini berasal dari nama Dewi Juno, istri Dewa Jupiter.
- Juli
Awalnya, bulan ini disebut Quintilis, yang artinya 'kelima'
dalam bahasa Latin. Dalam kalender Romawi yang berawal dari bulan Maret,
bulan ini memang bulan kelima. Namun, setelah Julius Caesar menambahkan
Januari dan Februari di depan bulan Maret, bulan ini lantas menjadi
bulan ketujuh. Namanya, diambil dari nama Kaisar Romawi, Julius Caesar,
yang lahir pada bulan itu.
- Agustus
Asal-muasal bulan kedelapan penanggalan Gregorian ini tak terlalu jelas. Sebelumnya, ia disebut Sextilis, yang artinya 'keenam' dalam bahasa Latin. Ada pendapat, ia diambil dari bahasa Portugis Agosto, yang dipengaruhi bahasa Belanda Augustus. Keduanya merujuk pada nama Kaisar Romawi, Augustus.
- September
Meski dalam kalender Gregorian bulan ini merupakan bulan kesembilan,
aslinya ia bulan kesepuluh. Namanya berasal dari bahasa Latin septem,
yang berarti tujuh. Lagi-lagi setelah Julius Caesar menambahkan bulan
Januari dan Februari di depan bulan Maret dari penanggalan Romawi, bulan
ini menjadi bulan kesembilan.
- Oktober
Hal yang sama terjadi pada bulan kesepuluh dalam kalender Gregorian, yang diambil dari bahasa Latin octo, artinya kedelapan.
- November
Dalam kalender Gregorian, November merupakan bulan kesebelas. Padahal, diambil dari bahasa Latin novem yang berarti sembilan. Sekali lagi, ini karena adanya penambahan bulan Januari dan Februari pada penanggalan Romawi.
- Desember Nama ini dipetik dari bahasa Latin decem, yang berarti sepuluh. Namun, dalam kalender Gregorian, bulan ini menjadi bulan keduabelas dan menjadi bulan penutup tahun.
0 komentar:
Posting Komentar