Ilmu metafisika Cina memiliki pelbagai cabang dalam menguak nasib seseorang. Salah satunya membaca wajah. Sesuai dengan namanya, membaca wajah adalah mempelajari bentuk penampilan wajah manusia dalam kaitannya dengan karakter, pembawaan alami, kekuatan dan keunggulannya, kesehatan, dan sebagainya.
Awalnya, ilmu membaca wajah ini digunakan untuk kepentingan kesehatan semata. Namun seiring dengan waktu teramatilah kecenderungan-kecenderungan lain. Misalnya orang dengan bentuk hidung tertentu memiliki kemiripan dalam hal kepemilikan harta. Begitu juga dengan mereka yang memiliki pipi sama ternyata emosinya mirip. Dari situ lahirlah ilmu membaca wajah untuk mengungkap watak dan masa depan orang.
Pada dasarnya filosofi Cina menempatkan manusia pada tiga konteks keadaan yang memengaruhi kehidupannya. Itulah yang dikenal dengan Trinitas Kosmik, yang membagi wajah dalam tiga wilayah: langit (tian) yang merupakan bagian atas dari dahi hingga alis mata, manusia (ren) yang merupakan bagian tengah dari alis sampai ujung hidung, dan bumi (di) yang merupakan bagian bawah dari ujung hidung sampai dagu.
Dengan melihat ketiga wilayah tadi ilmu membaca wajah berbicara. Kalau wilayah langitnya pendek, biasanya orang sudah mulai bekerja sejak usia muda. Dahi pendek juga mencerminkan sifat yang praktis. Sebaliknya dahi yang tinggi menunjukkan kecenderungan sifat pemikir dan analitis.
Awalnya, ilmu membaca wajah ini digunakan untuk kepentingan kesehatan semata. Namun seiring dengan waktu teramatilah kecenderungan-kecenderungan lain. Misalnya orang dengan bentuk hidung tertentu memiliki kemiripan dalam hal kepemilikan harta. Begitu juga dengan mereka yang memiliki pipi sama ternyata emosinya mirip. Dari situ lahirlah ilmu membaca wajah untuk mengungkap watak dan masa depan orang.
Pada dasarnya filosofi Cina menempatkan manusia pada tiga konteks keadaan yang memengaruhi kehidupannya. Itulah yang dikenal dengan Trinitas Kosmik, yang membagi wajah dalam tiga wilayah: langit (tian) yang merupakan bagian atas dari dahi hingga alis mata, manusia (ren) yang merupakan bagian tengah dari alis sampai ujung hidung, dan bumi (di) yang merupakan bagian bawah dari ujung hidung sampai dagu.
Dengan melihat ketiga wilayah tadi ilmu membaca wajah berbicara. Kalau wilayah langitnya pendek, biasanya orang sudah mulai bekerja sejak usia muda. Dahi pendek juga mencerminkan sifat yang praktis. Sebaliknya dahi yang tinggi menunjukkan kecenderungan sifat pemikir dan analitis.
Bagian manusia melambangkan tingkat produktivitas seseorang. Apa yang tercermin dari sini adalah kita bisa mengetahui bekal dan kemampuan apa saja yang dimiliki untuk mengolah semua bakat dan talenta menjadi sesuatu yang produktif. Wilayah ini dihuni banyak anggota: mata, alis, hidung, pipi, dan telinga.
Wilayah bumi hanya memiliki satu anggota, yakni mulut. Ingat, mulut adalah cermin kepribadian. Wilayah ini menjadi wilayah pendukung dalam Trinitas Kosmik.
Dalam membaca wajah, ada lima macam elemen yang digunakan untuk mengelaskan wajah manusia. Ini mirip dengan elemen yang menjadi dasar dari semua cabang ilmu metafisika Cina. Kelima itu adalah Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air. Dari sifat-sifat elemen itu kita bisa membaca watak seseorang. Misalnya wajah berbentuk kayu dilambangkan sebagai pohon atau segitiga terbalik. Bisa dibilang wajah tirus. Sesuai dengan karakter elemen kayu/pohon, maka orang yang berwajah kayu suka berpikir dan belajar (seperti pohon yang tumbuh dan berubah perlahan), betah tinggal di suatu tempat (pohon yang berakar), serta murah hati (sifat pohon yang melindungi).
Buku ini memberikan pedoman dan tips amat praktis dalam menilai karakter seseorang melalui ciri-ciri yang ada di wajahnya. Tak ada salahnya mencoba dan mempraktikkan ilmu yang telah bertahan ribuan tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar